Pages

Monday, May 13, 2013

PENGERTIAN PENDIDIKAN

2 comments

BAB I
APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

A.      Arti beberapa istilah
Sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang dimaksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu dijelaskan tentang dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan  paedagogiek  berarti ilmu pendidikan.
Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogic berasal dari kata Yunani paedagogia yang berarti “ pergaulan dengan anak-anak “. Paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada jaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.
Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan paedagogos  yang mulanya berarti “ rendah “ (pelayan, bujang), sekarang dipakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagog (pendidik atau ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.   

B.       Apa yang dimaksud dengan Mendidik ?
a.         Mendidik adalah pengertian yang sangat umum yang meliputi semua tindakan mengenai gejala-gejala pendidikan. Kebanyakan orang masih menganggap sebelah mata dan mudah dalam hal mendidik. Kebanyakan orang tua mendidik orang tuanya hanya berdasarkan atas pengalaman praktisnya saja dengan meniru perbuatan nenek moyangnya yang belum baik dan benar. Kepandaian dalam mendidik di anggap dengan sendirinya sudah dimilki oleh setiap orang dari pergaulannya dengan anak-anak. Dalam setiap situasi, “ intuitif “ akan mendapat sikap dan tindakan yang tepat. Jadi, mereka bekerja secara “ intuitif “ dan tidak mau mempelajari bagaimana cara mendidik secra ilmu pengetahuan dan teoritis. Akan tetapi, mendidik berdasarkan pengalaman-pengalaman (praktik) lebih banyak dan baik hasilnya daripada hanya berdasarkan pengalaman dan intuisi.
b.        Ada beberapa ahli yang mengibaratkan pekerjaan mendidik sama halnya dengan pekerjaan tukang kebun yang memelihara tanaman-tanamannya. Sama halnya dengan seorang pendidik terhadap anak didiknya yang berusaha membimbing atau memimpin pertumbuhan anak, baik jasmani maupun rohaninya. Seorang pendidik tidak dapat memaksa pertumbuhan anak sekehendaknya. Dalam pertumbuhannya, anak berkembang sendiri menurut tempo dan iramanya. Pendidik hanya dapat memimpin perkembangan anak dengan mempengaruhinya dari luar. Di sini jelas terlihat bahwa tiap-tiap tindakan pendidikan terhadap anak didiknya mengandung maksud tertent, ada tujuan yang hendk dicapai.
c.         Menurut uraian di atas, pekerjaan seorang pendidik dengan pekerjaan tukang kebun tidak dapat disamakan, karena pertumbuhan seorang anak tidak dapat disamakan dengan pertumbuhan tanaman. Tugas seorang pendidik tidak hanya “ membiarkan tumbuh “ anak didiknya, melainkan berusaha agar anak didiknya tumbuh menjadi manusia yang lebih baik. Anak atau manusia adalah makhluk yang memiliki kepribadian dan kesusilaan yang di anggap dapat dan sanggup hidup menurut norma-norma kesusilaan, dan dapat memilih serta menentukan apa yang akan dilakukan dan menghindari atau menolak yang tidak disukainya. Setiap anak meskipun berasal dari keluarga yang sama, tetapi mempunyai watak dan tingkah laku yang berbeda-beda. 

C.      Mengapa Anak Harus Dididik ?
a.         Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa pertumbuhan seorang anak tidak dapat disamakan secara mutlak dengan pertumbuan tanaman. Dari pemahaman di atas, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah dan tidak cukup hanya di jawab dengan satu–dua patah kata saja. Sebagai ontoh, dalam dunia hewan sering terjadi gejala-gejala aneh yang terkadang bertentangan dengan akal sehat, seperti bagaimana cara induk dalam menjaga anak-anaknya, bagaimana cara anak yang baru lahir menghindar dari induknya yang pemangsa, atau bagaimana cara induk dalam mendidik dan mengajari anak-anaknya untuk melakukan keahlian yang juga dimiliki oleh induknya. Jadi, berdasarkan beberapa contoh di atas dapat diketahui bahwa binatang juga “ mendidik “ anak-anaknya. Binatang juga memelihara dan mengajar anak-anaknya sampai dapat berdiri sendiri seperti induknya.
b.        Samakah pendidikan yang dilakukan oleh binatang dengan peniddikan yang dilakukan oleh manusia ?
Tentu saja tidak, karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan binatang. Binatang “ mendidik “ anak-anaknya secara instingtif. Kepandaian “ mendidik “ yang ada pada binatang bukan karena dipelajari dari binatang lain, melainkan kepandaian yang sudah ada pada tiap jenis binatang dan sifatnya tetap. Selain itu, kemampuan yang dimiliki oleh binatang yang lebih muda sudah ada dalam pembawaan dan akan berkembang dengan sendirinya tanpa pengaruh dari luar. Dalam psikologi, belajar yang seperti itu disebut belajar instingtif. Ada beberapa jenis binatang yang dapat di latih untuk melakukan sesuatu. Tetapi, hasil atau prestasi itu sifatnya tetap dan tertentu, artinya hanya dalam batas-batas tertentu insting tersebut dapat di  bentuk atau di ubah. Tindakan yang dilakukan terhadap binatang itu bukanlah  “ pendidikan “, melainkan “ dresur “.
c.         Dresur dan pendidikan. Apakah mendidik itu tidak boleh disamakan dengan tindakan-tindakan menjinakkan, mendresur, dan melatih binatang. Karena pendidikan juga menggunakan kecenderungan yang timbul pada masa perkembangan psikis, pendidik mengarahkan nafsu-nafsu bawaan pada tujuan yang lebih berguna, dan menentukan bentuk-bentuk tindakan instingtif yan boleh dilakukan. Pada tindakan insting, tidak terdapat pengertian tentang tujuan akhir dari tindakan tersebut. Lain halnya dengan yang terdapat dalam situasi pendidikan yang sesungguhnya, pendidik selalu beranggapan bahwa pada manusia muda terdapat benih-benih pemikiran dengan budi dan penentuan sendiri tentang baik dan buruk dari tindakannya. Dalam situasi dresur tidak terdapat kedua ciri tersebut.
d.        Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa dresur tidak dapat disamakan dengan pendidikan. Dengan kata lain, “pendidikan“ yang dilakukan terhadap binatang berbeda dengan pendidikan yang dilakukan terhadap manusia. Dalam beberapa hal memang terdapat persamaan yang terletak pada pertumbuhan biologisnya, seperti pertumbuhan jasmaniahnya. Sedangkan pada manusia harus diperhatikan pertumbuhan psikisnya. Binatang adalah makhluk alam yang tdak memiliki kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi daripada binatang, memiliki akal dan pikiran, serta termasuk dalam anggota masyarakat. Dengan adanya budi dan pikiran, manusia dapat menimbang dan memilih apa yang akan dilakukan dan tidak dilakukan. Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat berbagai macam golongan, pekerjaan, maupun berbeda bahasa. Karena perbedaan tersebut, maka pendidika pada manusia lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Anak harus dididik agar dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakatnya. Semakin kompleks struktur masyarakat, maka semakin sulit dan lama dalam menyiapkan diri anak agar dapat hidup dalam lingkungan masyarakatnya. Dalam proses penyesuaian diri terhadap masyarakat, anak membuthkan pertolongan, pimpinan dari orang dewasa terutama orang tuanya.

Read more ►
0 comments

EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi merupakan salah satu dari tiga komponen besar dalam pembelajaran. Evaluasi berarti menempatkan nilai pada entitas tertentu, sehingga mengungkapkan indikasi nilainya.

Evaluasi dapat digunakan guru untuk: (a) sarana komunikasi keadaan prestasi siswa terhadap orang tua dan yang lainnya, (b) memberikan informasi kepada siswa untuk digunakan menilai diri sendiri, (c) memilih, mengidentifikasi atau mengelompokkan siswa dalam pendidikan atau program tertentu, (d) memberikan insentif dalam belajar, (e) mengavaluasi efektifitas program pembelajaran.

A. Proses Evaluasi Pembelajaran
1.Tujuan (umum) dan Tujuan (khusus)
Penetapan capaian tujuan (umum) dan tujuan (khusus) perlu dilakukan di awal evaluasi. Evaluasi bersifat kesinambungan, evaluasi pada suatu unit dapat berdampak pada perencanaan unit berikutnya. Perhatian perlu ditekankan pada penetapan tujuan khusus, terutama pada unit yang spesifik. Penulisan persentase pada tujuan umum dan khusus dapat membantu guru dalam melakukan evaluasi

2. Seleksi Isi
Dengan mengetahui isi dengan baik, dapat digunakan sebagai acuan menghubungkan silabus dan aktifitas siswa secara baik.

3. Pengumpulan Data
Evaluasi memiliki dua komponen, yaitu informasi prestasi atau kinerja dan standar memberikan dasar untuk pengukuran

4. Penerapan Standar
Guru harus menentukan bagaimana tingkat ketepatan dengan standar yang akan diukur dan skala yang tepat untuk mengekspresikan tingkat ketepatan

5. Pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi
Guru, dapat menggunakan hasil evaluasi untuk membuat keputusan yang sesuai secara strategis. Murid dapat mengetahui hasil evaluasi untuk mengarahkan mereka bekerja lebih baik lagi dan memungkinkan untuk memberikan kepuasan atas upayanya



B.    Jenis Evaluasi Kelas
1.    Tes
a)    Essai
lebih berguna untukmengukur tingkat dalam pemikiran, yang meliputi analisis, sistesis, dan evaluasi. Namun essai relatif membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakannya dibandingkan dengan  tes pilihan ganda. Jadi hanya sebagian sampel terbatas dari pembelajaran yang dapat diukur dengan tes essai. Informasi faktual dan pemahaman dasar jauh lebih efisien diukur dengan tes pilihan ganda.
b)    Pilihan ganda
Pilihan ganda memiliki keuntungan mencakup banyak materi secara efisien, mudah diberi skor dan mudah untuk dipahami oleh siswa di kelas.
2.    Penilaian otentik
a)    Portofolio
Portofolio merupakan sebuah berkas atau lebih yang memuat hasil kerja yang telah disesuaikan oleh guru untuk memasukkan setiap koleksi yang dihasilkan pada pembelajaran. Tempat portofolio tersebut dapat dari map, kotak box, atau laci.portofolio memiliki dua karakteristik yang membuat bernilai dalam melakukan evaluasi. Pertama, dapat menyediakan keadaan perkembangan proses siswa. Kedua merepresentasikan kemampuan, keinginan dan prestasi siswa.
b)    Proyek dan Penyelidikan
Proyek dan penyelidikan dapat memberikan banyak pengalaman kepada siswa dan pada waktu yang sama dapat melihat secara detail perkembangan siswa
c)    Pengamatan dan Pertanyaan
Dari mengamati dan mendengarkan penjelasan siswa, guru dapat melakukan pengukuran atas kemampuan berfikir kritis siswa, dan pemahaman dalam berbahasa. Observasi dapat digunakan untuk mengukur kinerja antara lain: (1) proses berfikir, (2) pemecahan masalah, (3) ketekunan, (4) bekerja dalam kelompok kecil, (5) kemampuan berkomunikasi, (6) kreatifitas
d)    Wawancara dan konferensi
Untuk mengetahui apa yang diketahui siswa tentang belajarnya, guru dapat melakukan wawancara  dan konferensi bersama siswa secara individual. Pertanyaan pada wawancara dapat distrukturkan dan dihubungkan pada sebuah topik.

C.    Tujuan Evaluasi Kelas
1.    Evaluasi Diagnostik
Siswa di dalam kelas tentunya memiliki perbedaan masing-masing, tes diagnostik memberikan guru informasi yang berguna tentang siswa pada prestasi sebelumnya. Terdapat dua macam evaluasi diagnostik, pertama test untuk membandingkan keadaan siswa atau seluruh siswa dalam kelas dengan siswa normalnya. Dan kedua membandingkan dengan hasil pada prestasi sebelumnya
2.    Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah tes atau pendekatan lain untuk evaluasi yang diberikan pada waktu yang tepat untuk memberikan umpan balik kepada guru dan siswa tentang prestasi. Evaluasi ini berfungsi sebagai dasar bagi guru dalam memastikan efektivitas pembelajaran, membuat keputusan pertengahan kurikuler, menentukan dampak pembelajaran dan menentukan pengajaran kembali pada hal-hal yang masih diperlukan.
3.    Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan pada penyelesaian sebuah unit belajar, dan tujuan utamanya adalah untuk menentukan sejauh mana setiap siswa telah mencapai unit tujuan umum. Evaluasi sumatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (termasuk ketikan kinerja, laporan tertulis atau presentasi secara kelompok) tapi biasanya dilakukan secara tes tertulis
D.    Tes Di Kelas
Setelah melakukan tes, maka dilakukan pensekoran. Nilai skor tidak ada artinya jika tidak dibandingkan dengan nilai rujukan atau referensi. Adapun nilai yang dijadikan rujukan ialah
1.    Referensi normal dengan menggunakan nilai rata-rata siswa pada tes tertentu
2.    Referensi kriteria dengan menggunakan nilai yang telah ditentukan guru. Biasanya di atur di atas rata-rata dan terkadang membuat nilai siswa di bawah rata-rata jatuh.
3.    Referensi siswa dengan menarget nilai semampu siswa dan dinaikkan secara bertahap
E.    Peringkat Siwa
Peringkat merupakan penyemangat siswa, memperoleh peringkat yang tinggi akan memberi pengalaman memuaskan bagi siswa, memperoleh peringkat yang rendah mungkin sangat mengecewakan. Tanda peringkat dari sekolah merupakan faktor penting dalam menentukan cerminan diri siswa
Read more ►

Wednesday, March 20, 2013

Kompetensi Inti, samakah dengan Standar Kompetensi?

Kompetensi Inti pada kurikulum 2013, samakah dengan Standar Kompetensi (SK) yang biasa kita temui di KTSP? Jika pada KTSP Standar Kompetensi akan menurunkan Kompetensi Dasar apakah Kompetensi inti pada kurikulum 2013 ini juga akan menurunkan Kompetensi Dasar (KD)?

Sepintas kelihatan sama jika kita melihat posisi SK (pada KTSP) atau Kompetensi Inti (Pada Kurikulum 2013) berada di atas KD. Jika kita melihatnya seperti itu, maka akan muncul pertanyaan, misal pada mata pelajaran matematika kok tidak ada ya kompetensi inti yang mencerminkan kompetensi mata pelajaran matematika? atau pertanyaan lagi kok turunan Kompetensi Dasarnya kelihatan dipaksakan ya, supayakah sesuai dengan kompetensi inti?

Sebetulnya jika kita memahami apa yang dimaksud kompetensi inti ini kita tidak akan menanyakan hal-hal tersebut. Ternyata kompetensi inti ini tidak dapat kita samakan dengan Standar Kompetensi (SK). Jika SK pada KTSP diajarkan kepada siswa, maka menurut pak menteri, kompetensi inti ini bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti.

Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah  keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar  satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara  konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar  dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).

Sumber:
Artikel dari Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
(http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikel-mendikbud-kurikulum2013)
Kemendikbud, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah kurikulum 2013







Read more ►

Wednesday, January 30, 2013

MODEL – MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick and Carry), Borg and Gall, 4D

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian materi hanya diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau materi hanya bersumber dari buku-buku teks yang belum tentu sesuai dengan keadaan sekolahnya, padahal buku-buku teks yang banyak beredar saat ini adalah produk nasional yang tidak memperhatikan karakteristik tiap satuan pendidikan seperti yang dinginkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang lebih memperhatikan tiap-tiap satuan pendidikan.

Read more ►

Sunday, January 6, 2013

Perencanaan Pembelajaran (Silabus dan RPP)

0 comments
Silabus dan RPP
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, seorang guru yang profesional berkewajiban merencanakan isi pembelajarannya (UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 20 ayat 1). Di dalam standar proses telah diatur mengenai perencanaan yang dimaksud. Dimana, seorang guru perlu melakukan analisis standar isi atau analisis kurikulum, yang mana di dalamnya termuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Setelah melakukan analisis SK dan KD suatu mata pelajaran, seorang guru perlu membuat silabus dan RPP.
Silabus merupakan acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru dapat merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen-Komponen Minimal RPP

1)Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2)Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3)Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4)Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
5)Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
6)Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
7)Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
8)Kegiatan pembelajaran
•Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.    
•Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.  Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
•Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk  rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
9) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
10) Penilaian hasil belajar
Prosedur  dan  instrumen  penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11)Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.



Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP

Dalam panduan standar proses yang disusun oleh Tim Nasional Implementasi KTSP (2009: 19), memaparkan prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai berikut:
1.Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,  nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2.Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
3.Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4.Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5.Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.  
6.Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Contoh-contoh pengembangan RPP

Contoh RPP
Read more ►

Tuesday, January 1, 2013

0 comments
Privacy Policy for http://belajarpendidikanku.blogspot.com

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at andri.kupas@gmail.com.

At http://belajarpendidikanku.blogspot.com, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by http://belajarpendidikanku.blogspot.com and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, http://belajarpendidikanku.blogspot.com makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
http://belajarpendidikanku.blogspot.com does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.

DoubleClick DART Cookie
.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on http://belajarpendidikanku.blogspot.com.
.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to users based on their visit to http://belajarpendidikanku.blogspot.com and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include ....
Google Adsense


These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on http://belajarpendidikanku.blogspot.com send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

http://belajarpendidikanku.blogspot.com has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. http://belajarpendidikanku.blogspot.com's privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.
Read more ►
 

Copyright © Belajarpendidikanku | Powered by Blogger