Pages

Monday, May 13, 2013

PENGERTIAN PENDIDIKAN

2 comments

BAB I
APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

A.      Arti beberapa istilah
Sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang dimaksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu dijelaskan tentang dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan  paedagogiek  berarti ilmu pendidikan.
Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogic berasal dari kata Yunani paedagogia yang berarti “ pergaulan dengan anak-anak “. Paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada jaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.
Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan paedagogos  yang mulanya berarti “ rendah “ (pelayan, bujang), sekarang dipakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagog (pendidik atau ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.   

B.       Apa yang dimaksud dengan Mendidik ?
a.         Mendidik adalah pengertian yang sangat umum yang meliputi semua tindakan mengenai gejala-gejala pendidikan. Kebanyakan orang masih menganggap sebelah mata dan mudah dalam hal mendidik. Kebanyakan orang tua mendidik orang tuanya hanya berdasarkan atas pengalaman praktisnya saja dengan meniru perbuatan nenek moyangnya yang belum baik dan benar. Kepandaian dalam mendidik di anggap dengan sendirinya sudah dimilki oleh setiap orang dari pergaulannya dengan anak-anak. Dalam setiap situasi, “ intuitif “ akan mendapat sikap dan tindakan yang tepat. Jadi, mereka bekerja secara “ intuitif “ dan tidak mau mempelajari bagaimana cara mendidik secra ilmu pengetahuan dan teoritis. Akan tetapi, mendidik berdasarkan pengalaman-pengalaman (praktik) lebih banyak dan baik hasilnya daripada hanya berdasarkan pengalaman dan intuisi.
b.        Ada beberapa ahli yang mengibaratkan pekerjaan mendidik sama halnya dengan pekerjaan tukang kebun yang memelihara tanaman-tanamannya. Sama halnya dengan seorang pendidik terhadap anak didiknya yang berusaha membimbing atau memimpin pertumbuhan anak, baik jasmani maupun rohaninya. Seorang pendidik tidak dapat memaksa pertumbuhan anak sekehendaknya. Dalam pertumbuhannya, anak berkembang sendiri menurut tempo dan iramanya. Pendidik hanya dapat memimpin perkembangan anak dengan mempengaruhinya dari luar. Di sini jelas terlihat bahwa tiap-tiap tindakan pendidikan terhadap anak didiknya mengandung maksud tertent, ada tujuan yang hendk dicapai.
c.         Menurut uraian di atas, pekerjaan seorang pendidik dengan pekerjaan tukang kebun tidak dapat disamakan, karena pertumbuhan seorang anak tidak dapat disamakan dengan pertumbuhan tanaman. Tugas seorang pendidik tidak hanya “ membiarkan tumbuh “ anak didiknya, melainkan berusaha agar anak didiknya tumbuh menjadi manusia yang lebih baik. Anak atau manusia adalah makhluk yang memiliki kepribadian dan kesusilaan yang di anggap dapat dan sanggup hidup menurut norma-norma kesusilaan, dan dapat memilih serta menentukan apa yang akan dilakukan dan menghindari atau menolak yang tidak disukainya. Setiap anak meskipun berasal dari keluarga yang sama, tetapi mempunyai watak dan tingkah laku yang berbeda-beda. 

C.      Mengapa Anak Harus Dididik ?
a.         Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa pertumbuhan seorang anak tidak dapat disamakan secara mutlak dengan pertumbuan tanaman. Dari pemahaman di atas, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah dan tidak cukup hanya di jawab dengan satu–dua patah kata saja. Sebagai ontoh, dalam dunia hewan sering terjadi gejala-gejala aneh yang terkadang bertentangan dengan akal sehat, seperti bagaimana cara induk dalam menjaga anak-anaknya, bagaimana cara anak yang baru lahir menghindar dari induknya yang pemangsa, atau bagaimana cara induk dalam mendidik dan mengajari anak-anaknya untuk melakukan keahlian yang juga dimiliki oleh induknya. Jadi, berdasarkan beberapa contoh di atas dapat diketahui bahwa binatang juga “ mendidik “ anak-anaknya. Binatang juga memelihara dan mengajar anak-anaknya sampai dapat berdiri sendiri seperti induknya.
b.        Samakah pendidikan yang dilakukan oleh binatang dengan peniddikan yang dilakukan oleh manusia ?
Tentu saja tidak, karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan binatang. Binatang “ mendidik “ anak-anaknya secara instingtif. Kepandaian “ mendidik “ yang ada pada binatang bukan karena dipelajari dari binatang lain, melainkan kepandaian yang sudah ada pada tiap jenis binatang dan sifatnya tetap. Selain itu, kemampuan yang dimiliki oleh binatang yang lebih muda sudah ada dalam pembawaan dan akan berkembang dengan sendirinya tanpa pengaruh dari luar. Dalam psikologi, belajar yang seperti itu disebut belajar instingtif. Ada beberapa jenis binatang yang dapat di latih untuk melakukan sesuatu. Tetapi, hasil atau prestasi itu sifatnya tetap dan tertentu, artinya hanya dalam batas-batas tertentu insting tersebut dapat di  bentuk atau di ubah. Tindakan yang dilakukan terhadap binatang itu bukanlah  “ pendidikan “, melainkan “ dresur “.
c.         Dresur dan pendidikan. Apakah mendidik itu tidak boleh disamakan dengan tindakan-tindakan menjinakkan, mendresur, dan melatih binatang. Karena pendidikan juga menggunakan kecenderungan yang timbul pada masa perkembangan psikis, pendidik mengarahkan nafsu-nafsu bawaan pada tujuan yang lebih berguna, dan menentukan bentuk-bentuk tindakan instingtif yan boleh dilakukan. Pada tindakan insting, tidak terdapat pengertian tentang tujuan akhir dari tindakan tersebut. Lain halnya dengan yang terdapat dalam situasi pendidikan yang sesungguhnya, pendidik selalu beranggapan bahwa pada manusia muda terdapat benih-benih pemikiran dengan budi dan penentuan sendiri tentang baik dan buruk dari tindakannya. Dalam situasi dresur tidak terdapat kedua ciri tersebut.
d.        Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa dresur tidak dapat disamakan dengan pendidikan. Dengan kata lain, “pendidikan“ yang dilakukan terhadap binatang berbeda dengan pendidikan yang dilakukan terhadap manusia. Dalam beberapa hal memang terdapat persamaan yang terletak pada pertumbuhan biologisnya, seperti pertumbuhan jasmaniahnya. Sedangkan pada manusia harus diperhatikan pertumbuhan psikisnya. Binatang adalah makhluk alam yang tdak memiliki kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi daripada binatang, memiliki akal dan pikiran, serta termasuk dalam anggota masyarakat. Dengan adanya budi dan pikiran, manusia dapat menimbang dan memilih apa yang akan dilakukan dan tidak dilakukan. Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat berbagai macam golongan, pekerjaan, maupun berbeda bahasa. Karena perbedaan tersebut, maka pendidika pada manusia lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Anak harus dididik agar dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakatnya. Semakin kompleks struktur masyarakat, maka semakin sulit dan lama dalam menyiapkan diri anak agar dapat hidup dalam lingkungan masyarakatnya. Dalam proses penyesuaian diri terhadap masyarakat, anak membuthkan pertolongan, pimpinan dari orang dewasa terutama orang tuanya.

Read more ►
0 comments

EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi merupakan salah satu dari tiga komponen besar dalam pembelajaran. Evaluasi berarti menempatkan nilai pada entitas tertentu, sehingga mengungkapkan indikasi nilainya.

Evaluasi dapat digunakan guru untuk: (a) sarana komunikasi keadaan prestasi siswa terhadap orang tua dan yang lainnya, (b) memberikan informasi kepada siswa untuk digunakan menilai diri sendiri, (c) memilih, mengidentifikasi atau mengelompokkan siswa dalam pendidikan atau program tertentu, (d) memberikan insentif dalam belajar, (e) mengavaluasi efektifitas program pembelajaran.

A. Proses Evaluasi Pembelajaran
1.Tujuan (umum) dan Tujuan (khusus)
Penetapan capaian tujuan (umum) dan tujuan (khusus) perlu dilakukan di awal evaluasi. Evaluasi bersifat kesinambungan, evaluasi pada suatu unit dapat berdampak pada perencanaan unit berikutnya. Perhatian perlu ditekankan pada penetapan tujuan khusus, terutama pada unit yang spesifik. Penulisan persentase pada tujuan umum dan khusus dapat membantu guru dalam melakukan evaluasi

2. Seleksi Isi
Dengan mengetahui isi dengan baik, dapat digunakan sebagai acuan menghubungkan silabus dan aktifitas siswa secara baik.

3. Pengumpulan Data
Evaluasi memiliki dua komponen, yaitu informasi prestasi atau kinerja dan standar memberikan dasar untuk pengukuran

4. Penerapan Standar
Guru harus menentukan bagaimana tingkat ketepatan dengan standar yang akan diukur dan skala yang tepat untuk mengekspresikan tingkat ketepatan

5. Pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi
Guru, dapat menggunakan hasil evaluasi untuk membuat keputusan yang sesuai secara strategis. Murid dapat mengetahui hasil evaluasi untuk mengarahkan mereka bekerja lebih baik lagi dan memungkinkan untuk memberikan kepuasan atas upayanya



B.    Jenis Evaluasi Kelas
1.    Tes
a)    Essai
lebih berguna untukmengukur tingkat dalam pemikiran, yang meliputi analisis, sistesis, dan evaluasi. Namun essai relatif membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakannya dibandingkan dengan  tes pilihan ganda. Jadi hanya sebagian sampel terbatas dari pembelajaran yang dapat diukur dengan tes essai. Informasi faktual dan pemahaman dasar jauh lebih efisien diukur dengan tes pilihan ganda.
b)    Pilihan ganda
Pilihan ganda memiliki keuntungan mencakup banyak materi secara efisien, mudah diberi skor dan mudah untuk dipahami oleh siswa di kelas.
2.    Penilaian otentik
a)    Portofolio
Portofolio merupakan sebuah berkas atau lebih yang memuat hasil kerja yang telah disesuaikan oleh guru untuk memasukkan setiap koleksi yang dihasilkan pada pembelajaran. Tempat portofolio tersebut dapat dari map, kotak box, atau laci.portofolio memiliki dua karakteristik yang membuat bernilai dalam melakukan evaluasi. Pertama, dapat menyediakan keadaan perkembangan proses siswa. Kedua merepresentasikan kemampuan, keinginan dan prestasi siswa.
b)    Proyek dan Penyelidikan
Proyek dan penyelidikan dapat memberikan banyak pengalaman kepada siswa dan pada waktu yang sama dapat melihat secara detail perkembangan siswa
c)    Pengamatan dan Pertanyaan
Dari mengamati dan mendengarkan penjelasan siswa, guru dapat melakukan pengukuran atas kemampuan berfikir kritis siswa, dan pemahaman dalam berbahasa. Observasi dapat digunakan untuk mengukur kinerja antara lain: (1) proses berfikir, (2) pemecahan masalah, (3) ketekunan, (4) bekerja dalam kelompok kecil, (5) kemampuan berkomunikasi, (6) kreatifitas
d)    Wawancara dan konferensi
Untuk mengetahui apa yang diketahui siswa tentang belajarnya, guru dapat melakukan wawancara  dan konferensi bersama siswa secara individual. Pertanyaan pada wawancara dapat distrukturkan dan dihubungkan pada sebuah topik.

C.    Tujuan Evaluasi Kelas
1.    Evaluasi Diagnostik
Siswa di dalam kelas tentunya memiliki perbedaan masing-masing, tes diagnostik memberikan guru informasi yang berguna tentang siswa pada prestasi sebelumnya. Terdapat dua macam evaluasi diagnostik, pertama test untuk membandingkan keadaan siswa atau seluruh siswa dalam kelas dengan siswa normalnya. Dan kedua membandingkan dengan hasil pada prestasi sebelumnya
2.    Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah tes atau pendekatan lain untuk evaluasi yang diberikan pada waktu yang tepat untuk memberikan umpan balik kepada guru dan siswa tentang prestasi. Evaluasi ini berfungsi sebagai dasar bagi guru dalam memastikan efektivitas pembelajaran, membuat keputusan pertengahan kurikuler, menentukan dampak pembelajaran dan menentukan pengajaran kembali pada hal-hal yang masih diperlukan.
3.    Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan pada penyelesaian sebuah unit belajar, dan tujuan utamanya adalah untuk menentukan sejauh mana setiap siswa telah mencapai unit tujuan umum. Evaluasi sumatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (termasuk ketikan kinerja, laporan tertulis atau presentasi secara kelompok) tapi biasanya dilakukan secara tes tertulis
D.    Tes Di Kelas
Setelah melakukan tes, maka dilakukan pensekoran. Nilai skor tidak ada artinya jika tidak dibandingkan dengan nilai rujukan atau referensi. Adapun nilai yang dijadikan rujukan ialah
1.    Referensi normal dengan menggunakan nilai rata-rata siswa pada tes tertentu
2.    Referensi kriteria dengan menggunakan nilai yang telah ditentukan guru. Biasanya di atur di atas rata-rata dan terkadang membuat nilai siswa di bawah rata-rata jatuh.
3.    Referensi siswa dengan menarget nilai semampu siswa dan dinaikkan secara bertahap
E.    Peringkat Siwa
Peringkat merupakan penyemangat siswa, memperoleh peringkat yang tinggi akan memberi pengalaman memuaskan bagi siswa, memperoleh peringkat yang rendah mungkin sangat mengecewakan. Tanda peringkat dari sekolah merupakan faktor penting dalam menentukan cerminan diri siswa
Read more ►
 

Copyright © Belajarpendidikanku | Powered by Blogger